Wednesday 13 September 2023

Allah SWT membantu tentera Islam dalam Perang Badar Secara Psikologi

Salah satu cara Allah SWT membantu tentera Islam dalam peperangan ialah melalui cara psikologi iaitu menampakkan banyaknya jumlah kaum beriman di Perang Badar dalam pandangan kaum musyrikin dan sedikitnya jumlah kaum musyrikin dalam pandangan kaum beriman.

Prof Wahbah Zuhaili dalam Tafsir al-Munir beliau ketika membahas ayat 42 hingga 44 menghuraikan hal ini.

(Iaitu) ketika kamu berada di tepi lembah yang dekat (ke Madinah) dan mereka (pihak musuh) berada di tepi lembah yang jauh (dari Madinah), sedang Kafilah (pembawa dagangan musuh) berada di tempat yang rendah dari tempat kamu (di tepi laut). Dan kalaulah kamu berjanji (dengan mereka mengenai peperangan itu) nescaya kamu akan berselisih pada menentukan harinya. Akan tetapi (pertemuan angkatan kamu dengan angkatan mereka yang tidak disangka-sangka itu) ialah supaya Allah melakukan suatu perkara (kemenangan Islam) yang telah ditetapkan berlakunya, iaitu supaya orang (kafir musyrik) yang binasa itu, binasa dengan keterangan (yang membuktikan kesalahannya), dan supaya orang (Islam) yang hidup itu, hidup dengan keterangan (yang membuktikan kebenarannya); kerana sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (Al-Anfaal (8) : 42).

(Ingatlah wahai Muhammad) ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu dalam mimpimu sedikit bilangannya; dan kalaulah Ia perlihatkan mereka kepadamu ramai bilangannya, tentulah kamu akan merasa gerun dan tentulah kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan (perang) itu. Akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan segala (isi hati) yang ada di dalam dada. (Al-Anfaal (8) : 43).

Dan (ingatlah) ketika Kami memperlihatkan mereka kepada kamu (wahai umat Islam) semasa kamu bertemu dengan mereka: sedikit bilangannya pada pandangan mata kamu, dan kamu pula diperlihatkanNya: sedikit bilangannya pada pandangan mata mereka; kerana Allah hendak melakukan sesuatu perkara (kemenangan Islam) yang telah ditetapkan berlakunya. Dan (ingatlah) kepada Allah jualah dikembalikan segala urusan. (Al-Anfaal (8) : 44).

Pembicaraan dalam ayat ini masih mengenai Perang Badar. Setelah Allah SWT menjelaskan hukum pembagian ghanimah, Dia kemudian menjelaskan beberapa peristiwa yang terjadi di hari al-Furqaan tersebut, posisi kedua barisan dan perkemahan kedua pasukan tersebut Hal itu diielaskan untuk mengingatkan orang beriman pada nikmat terbesar yang Allah limpahkan kepada mereka. Atas karunia-Nya mereka menang menentang musuh yang lebih kuat.

Ingatlah wahai orang-orang beriman pertemuan yang menentukan antara kamu dengan orang-orang Musyrik itu syukurilah bantuan yang telah diberikan-Nya kepadamu ketika kamu berada dalam keadaan yang sangat menegangkan dengan musuh. Saat itu kamu berada di pinggir lembah yang dekat dengan Madinah. Tanah tempat itu lembek dan membuat kaki terbenam di dalamnya. Sementara itu, kaum Musyrik berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah ke arah Mekah. Tempat mereka dekat dengan air. Kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan dengan seluruh dagangan yang mereka bawa berada di bawah darimu, iaitu di daerah dekat pantai. Ia datang dengan kafilahnya dari Syam bersama empat puluh orang Quraisy saja. Bersama pasukan dari Mekah mereka mempertahankan kafilah itu bermati-matian. Hal tersebut semakin menaikkan semangat mereka dalam perang.

Seandainya kamu membuat perjanjian dengan kaum Musyrik itu tentang pertempuran tentu kamu akan berbeza dalam menentukannya karena adanya ketakutan dari pihakmu disebabkan jumlahmu yang sedikit dan kekuatan serta jumlah musuhmu yang banyak. Di samping itu mereka sebenarnya juga takut menghadapi Rasulullah saw..

Akan tetapi, pertemuan kamu terjadi tanpa adanya perjanjian sebelumnya dan bahkan tanpa adanya keinginan untuk berperang. Semua itu karena Allah ingin menetapkan dan melakukan apa yang Dia inginkan dengan kekuasaan dan ilmu-Nya, iaitu memuliakan Islam dan menolong para pemeluknya serta menghinakan kemusyrikan dan membinasakan para pengikutnya. Di samping itu, Allah juga ingin menjadikan sesuatu yang sudah termaktub dan semestinya Dia lakukan, iaitu memenangkan para kekasih-Nya orang-orang beriman dan mengalahkan para musuh-Nya orang-orang kafir setelah perjumpaan itu. Dengan demikian, iman orang-orang beriman semakin bertambah dan mereka semakin patuh kepada perintah Allah serta menampakkan kesyukuran terhadap-Nya.

Pertemuan tersebut juga memiliki kesan lain yang lebih jauh, iaitu orang-orang kafir yang akhirnya mati dalam kekafiran. Ia mati setelah adanya bukti yang jelas yang ia saksikan langsung dengan mata kepalanya yang menjelaskan dan membuktikan kebenaran Islam. Orang yang hidup dari kalangan orang-orang beriman juga hidup dengan dasar dan hujjah yang telah ia saksikan ketika Allah SWT memuliakan agama-Nya sehingga tidak ada lagi alasan setelah itu. Sesungguhnya Perang Badar itu merupakan salah satu ayat dan tanda kebesaran Allah yang sangat jelas dan dapat memperdalam keimanan dan mendorong untuk beramal saleh. Dengan demikian terbuktilah firman Allah SWT,

"Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang." (al-Qamar: 45).

Kata (لِّيَهۡلِكَ) dan kata (وَيَحۡيَىٰ) juga boleh ditafsirkan sebagai sebuah isti'arah (peminjaman makna dalam bentuk metafora), iaitu dipinjamnya kata binasa dan hidup untuk kekafiran dan keIslaman. Jadi, maknanya adalah agar orang yang kafir memilih kekafiran setelah jelasnya kebenaran dan tampaknya tanda-tanda kebesaran Allah olehnya. Orang-orang yang memilih keimanan juga demikian. Ertinya, ia beriman setelah jelasnya kebenaran dan tampaknya tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan sebagai pelajaran. Dengan hal tersebut, Perang Badar memang benar-benar sebagai pembeza antara yang hak dengan yang batil. Telah jelas kebenaran bagi orang-orang beriman ketika mereka dimenangkan oleh Allah sebagaimana kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi mereka. Telah jelas pula kebenaran di mata orang-orang kafir dengan kekalahan mereka karena mereka adalah pasukan kebatilan.

Untuk menjelaskan pengertian ayat ini lebih jauh, Allah SWT mengatakan bahwa tujuan Allah SWT mempertemukan kamu dengan musuhmu di satu tempat tanpa adanya kesepakatan sebelumnya adalah untuk memenangkan kamu terhadap mereka dan untuk meninggikan kalimat haq dari kalimat batil agar semua menjadi jelas dan kebenaran menjadi terang sehingga tidak ada lagi alasan atau kekeliruan bagi siapa pun. Setelah itu, biarlah binasa orang yang binasa, ertinya orang yang memilih bertahan dalam kekafiran yang pilihannya berangkat dari keyakinan bahwa ia berada dalam kebatilan karena kebenaran sudah jelas. Kebenaran yang tampak ini adalah sesuatu yang sangat aplikatif dan dapat ditangkap oleh indra manusia. Sementara itu, segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra atau yang berasal dari ujikaji biasanya lebih dalam pengaruhnya daripada hujjah yang bersifat teori atau logika semata.

(وَإِنَّ ٱللَّهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ) tak ada satu pun perkataan orang-orang kafir dan orang-orang beriman itu yang luput dari-Nya, dan tidak pula aqidah serta perbuatan mereka. Dia yang Maha Mendengar apa yang diucapkan oleh orang-orang kafir itu dan Maha Mengetahui semua keadaan mereka. Dia juga yang Maha Mendengar doa dan permohonan orang-orang beriman serta Maha Mengetahui keadaan mereka dan bahwa mereka berhak mendapatkan kemenangan terhadap musuh-musuh mereka. Dia yang akan membalas setiap yang Dia dengar dan yang Dia ketahui.

Ingatlah wahai Nabi ketika Allah memperlihatkan kepadamu di dalam tidurmu bahwa orang-orang kafir itu sedikit atau lemah lalu engkau sampaikan hal tersebut kepada para sahabatmu sehingga hati mereka menjadi kuat dan jiwa mereka menjadi tenteram. Seandainya Allah memperlihatkan kepadamu bahwa mereka banyak atau kuat secara psikologi tentu kamu akan merasa takut menghadapi mereka dan akan terjadi perbalahan antara kamu tentang peperangan tersebut, karena di antara mereka ada yang kuat imannya dan ada juga yang lemah imannya dan sangat memperhitungkan segala sesuatunya secara berlebihan.

Akan tetapi, Allah SWT menyelamatkanmu dari rasa takut dan berbeza pendapat dengan memperlihatkan padamu bahwa mereka sedikit. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam dada dan apa yang terkandung di dalam jiwa berupa rasa takut dan lemah yang boleh saja mengakibatkan mundur dan tidak jadi berperang.

Ingatlah wahai Rasul serta orang-orang beriman ketika Allah memperlihatkan kepadamu sebelum perang terjadi bahwa orang-orang kafir itu berjumlah sedikit dalam pandangan mata agar kamu merasa berani dan semangat kamu pun berkobar. Dia juga memperlihatkan kamu dalam pandangan orang-orang kafir itu berjumlah sedikit agar mereka tertipu lalu mereka tidak melakukan persiapan yang maksimal untuk menghadapi kamu, sampai-sampai Abu Jahal mengatakan bahwa, "Para pengikut Muhammad jumlah mereka hanya sekali makan unta. Habisi mereka dan ikat mereka dengan tali." Maksudnya jumlah mereka sedikit ketika seekor unta cukup bagi mereka dalam sehari dan mereka akan kenyang dengan memakan daging seekor unta tersebut.

(لِّيَقۡضِيَ ٱللَّهُ أَمۡرٗا كَانَ مَفۡعُولٗا) Dia melakukan itu untuk memberi jalan terjadinya perang sehingga hal tersebut, pada pandangan Allah menjadi jalan (wasilah) untuk memenangkan kaum Muslimin; dan memuliakan Islam; mengalahkan kaum kafir; menghinakan kekufuran dan kemusyrikan.

Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari lbnu Mas'ud, ia mengatakan bahwa, "Mereka ditampakkan sedikit dalam pandangan kami dalam Perang Badar. Sampai-sampai aku mengatakan bahwa kepada teman di sampingku, 'Kau lihat mereka hanya tujuh puluh orang?' Ia menjawab, 'Tidak, mereka berjumlah seratus orang.' Sampai ketika kami berhasil menangkap salah seorang dari mereka lalu kami tanyakan padanya berapa jumlah mereka ia menjawab,'Jumlah kami ada seribu."'

Ini semua terjadi sebelum perang dimulai. Ketika perang sudah terjadi, kaum kafir melihat kaum Muslimin dua kali ganda dari jumlah mereka agar timbul perasaan gentar di hati mereka serta semakin berkurang keberanian mereka sebagaimana firman Allah SWT,

"Sungguh, telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang berhadap-hadapan. Satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain (golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan Muslim) dua kali ganda mereka. Allah menguatkan dengan pertolongan-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati)." (Aali'Imraan: 13).

Kemudian, Allah SWT berfirman, (وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ).

Peristiwa Perang Badar merupakan sesuatu yang ajaib, menakjubkan, dan kisah yang sangat menarik. Pada awalnya, pasukan Muslimin sangat lemah dan ketakutan karena jumlah yang sedikit dan persiapan yang tidak matang. Kedudukan mereka pun jauh dari air. Tanah di sekitar mereka adalah tanah pasir yang membuat kaki mereka terbenam. Sementara orang-orang kafir berada dalam keadaan yang sangat kuat karena jumlah dan persenjataan mereka yang cukup. Kedudukan mereka juga dekat dengan air. Tanah tempat mereka berada sangat baik untuk dilalui. Kafilah dagang berada di arah belakang mereka. Jadi, mereka boleh mengharapkan bantuan dari kafilah tersebut pada bila-bila masa saja.

Namun, perimbangan kekuatan berubah dan semua berbalik arah seratus delapan puluh derajah, Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dan kebinasaan kepada kaum kafir sehingga hal ini menjadi mukjizat yang sangat besar dan bukti yang sangat kuat terhadap kebenaran Nabi Muhammad saw. dalam setiap yang ia sampaikan dari Tuhannya berupa janji kemenangan bagi kaum Muslimin.

Ayat (لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٖ) memberi isyarat terhadap makna ini, iaitu bahwa orang-orang yang akhirnya binasa mereka binasa setelah menyaksikan langsung mukjizat tersebut. Orang-orang beriman yang masih hidup juga menyaksikan mukjizat besar tersebut. Jadi, yang dimaksud dengan bukti nyata dalam ayat ini adalah mukjizat tersebuts. Allah SWT juga menginginkan untuk kedua kelompok tersebut ilmu pengetahuan dan kebaikan, seperti yang dapat dipahami dari firman-Nya, (لِّيَهۡلِكَ) dan seterusnya.

Jadi, menampakkan mukjizat dan memberitahukan kepada kedua kelompok, baik Mukmin maupun kafir; dengan bukti yang kuat akan kebenaran Islam dan kebatilan syirik adalah nikmat pertama dari berbagai nikmat yang Allah SWT limpahkan kepada ahli Badar. Nikmat kedua dapat ditarik dari firman-Nya, (إِذۡ يُرِيكَهُمُ ٱللَّهُ) menampakkan bahwa kaum kafir itu sedikit dalam pandangana kaum Muslimin agar mereka berani dan maju ke medan perang dengan semangat yang tinggi yang mampu mewujudkan kemenangan. Nikmat ketiga di hari Badar tampak dari firman Allah SWT, (وَإِذۡ يُرِيكُمُوهُمۡ) Maksudnya pertampakkan jumlah musuh yang sedikit di dalam tidur memang benar-benar terjadi Ketika sadar. Jadi, ini memang terjadi dalam sadar. Allah SWT menampakkan jumlah kaum musyrik itu sedikit dalam pandangan orang-orang beriman, dan Dia juga menampakkan jumlah kaum Muslimin sedikit dalam pandangan orang-orang Musyrik. Hikmah petampakkan sedikityang pertama (yang ditampakkan pada orang beriman) adalah pembenaran terhadap mimpi Rasulullah saw., penguatan hati orangorang beriman, dan menambah rasa berani dalam menghadapi musuh. Sementara itu, hikmah petampakan sedikit yang kedua [yang ditampakkan pada orang Musyrik) adalah ketika kaum Musyrikin melihat bahwa jumlah kaum Muslimin sedikit mereka tidak akan terlalu mempersiapkan diri. Ini merupakan salah satu faktor keberhasilan kaum Muslimin mengalahkan mereka.

Tujuan Allah SWT berfirman, (لِّيَقۡضِيَ ٱللَّهُ أَمۡرٗا كَانَ مَفۡعُولٗا) dalam dua tempat, yaitu pada ayat 42 dan ayat 44 adalah dalam tempat pertama disebutkan untuk menjelaskan bahwa Allah SWT melakukan hal tersebut adalah untuk memenangkan orang-orang beriman melawan orang-orang Musyrik dalam bentuk mukiizat yang bisa menjadi bukti kebenaran Rasul dan sebagai dorongan untuk teriadinya pertemuan dua pasukan. Sementara itu, penyebutannya di tempat kedua, yaitu untuk menampakkan jumlah kaum Muslimin sedikit dalam pandangan orang-orang Musyrik adalah untuk menjelaskan keinginan Allah yang melakukan itu semua, yaitu agar hal itu membuat orangorang Musyrik tidak begitu memedulikan kekuatan kaum Muslimin dan tidak melakukan persiapan yang memadai untuk menghadapi kaum Muslimin. Semua itu untuk sebuah tujuan utama, yaitu membunuh orang-orang Musyrik dan memuliakan agama.

Allah SWT melalui firman-Nya, (وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ) mengingatkan bahwa semua kondisi di dunia ini bukanlah menjadi tujuan secara asal, melainkan yang dituju dari semua itu adalah segala sesuatu yang bisa menjadi bekal untuk hari akhir nanti.

Di antara nikmat dan karunia Allah SWT yang merupakan bentuk keempat dari berbagai nikmat yang Allah SWT sebutkan dalam ayat ini adalah bahwa firman Allah, (وَيُقَلِّلُكُمۡ) adalah di awal pertempuran. Namun, ketika pertempuran berlangsung, kaum Muslimin begitu besar dan kuat dalam pandangan mereka sehingga seolah-olah kaum Muslimin menjadi banyak, sebagaimana firman Allah SWT,

"(golongan) kafir yang melihat dengan mata kepala, bahwa mereka (golongan Muslim) dua kali ganda mereka." (Aali'Imraan: 13).

Ayat-ayat ini masih berkaitan dengan perang Badar yang Allah menangkan tentera Islam. Kata-kata, “Allah bersama-sama kita…” merupakan kata-kata semangat yang sangat menguatkan semangat tentera Islam. Mereka berperang bersama dengan bantuan Allah, bukan kerana kekuatan mereka sendiri.

Cara psikologi yang Allah gunakan dalam perang Badar iaitu dengan menampakkan ramainya tentera Islam pada pandangan musuh, dan sedikitnya tentera musuh pada pandangan tentera Islam. Ini sangat menguatkan semangat tentera Islam.

Allah Maha Mendengar segala rintihan kita. Sama ad akita berada dalam senang atau susah. Mintalah kepada Allah segala apa yang kita mahu. Selalulah bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan yang Allah anugerahkan kepada kita. Dalam perang Badar, musuh utama Nabi yang bernama Abu Jahal mati dibunuh oleh seorang pemuda belia. Cara menentukan jumlah musuh ialah dengan menghantar perisikan kepada tentera musuh bagi mengetahui persediaan musuh. Anggaran 1,000 tentera musuh berdasarkan berapa ekor unta digunakan untuk penyediaan makanan harian.

Menurut Tafsir Al-Azhar, karya Buya Hamka dalam ayat 42, 43 dan 44 Surah Al-Anfaal, Allah mengingatkan kembali kepada umat Islam. Pada ketika itu pasukan perang Islam berada dekat dengan Madinah (Utara), sedangkan pihak musuh (musyrikin Quraisy) berada di tepi laut Merah (Selatan), yang merupakan laluan dagang dari Syam ke Mekah.

Tentera Islam sebanyak 313 orang, dan pihak musuh 1,000 orang. Pihak pasukan dagang yang diketuai oleh Abu Sufyan mengarahkan musyrikin Mekah mengirim tentera untuk melindungi kafilah dagang Quraisy.

Allah bertujuan untuk membinasakan musyrikin Quraisy dengan memperlihatkan tentera musuh sedikit pada pandangan tentera Islam, juga Allah memperlihatkan kepada tentera Musyrikin yang tentera Islam itu ramai. Ini menggerunkan tentera Quraisy Mekah.

Memang Allah SWT membantu tentera Islam yang sedikit jumlahnya menang dalam perang Badar supaya Islam terus berkembang dan mendapat kembali sebahagian harta yang mereka tinggalkan di Mekah ketika hijrah dahulu. Juga, Allah ingin memusnahkan para penentang Nabi Muhammad saw. melalui kuasa-Nya yang hebat dan amat perkasa.

Allah SWT mengetahui apa yang ada didada setiap manusia termasuk tentera musuh dan juga tentera Islam. Perang psikologi yang Allah gunakan benar-benar menakutkan musuh Islam. Sebaliknya, Allah menaikkan semangat tentera Islam melalui turunnya hujan dan juga rasa mengantuk yang amat sangat sebelum terjadinya perang.

Kehadiran hujan memantapkan pentas perang, dan rasa mengantuk yang amat sangat membuat tentera Islam tenang dan mendapat rehat yang cukup bagi menghadapi perang Badar (perang pertama dalam Islam).

Beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil daripada tajuk ini ialah:

1. Allah mengingatkan orang-orang yang beriman mengenai pertolongan Allah kepada mereka dalam perang Badar yang dimenangi oleh Islam terhadap musyrikin Quraisy.

2. Pada awalnya kaum muslimin berada pada kedudukan pasir yang lembek yang menyusahkan pergerakan serta tiada sumber air, sementara pihak musuh berada pada kedudukan yang selesa.

3. Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam tidurnya bahwa tentera kafir adalah sedikit, dan baginda menyampaikan berita itu kepada tentera Islam supaya mereka bersemangat untuk berperang.

4. Ketika peperangan berlaku, tentera Islam berjumlah 100 orang, manakala tentera musyrikin ialah 1,000 orang. Tetapi Ketika perang berlaku kaum musyrikin melihat tentera Islam dua kali ganda daripada jumlah mereka, dan ini menggentarkan mereka.

5. Perang Badar ini memang Allah ingin memenangkan kaum Muslimin terhadap kaum kafir Quraisy sehingga yang haq it uterus hidup, sementara yang batil itu akan lenyap.

6. Pertolongan Allah SWT ini boleh dianggap sebagai satu mukjizat bagi kaum muslimin sehingga kaum kafir Quraisy mengalami kekalahan yang teruk. Banyak harta rampasan perang diperolehi oleh kaum muslimin. Ramai yang terbunuh termasuk pembesar-pembesar Quraisy dan ramai juga yang ditawan.

Semoga kita mencari fakta yang benar dan tidak menyeleweng fakta yang Allah turunkan melalui al-Quran. Aamiin!!!...

Pencatat & Pengkaji:

Dr. Ismail Abdullah, Teras Jernang, Bangi, Selangor, Malaysia.

Rujukan:

[1] Tafsir Al-Munir Jilid 5 - Juzuk 9 & 10 (Bahasa Indonesia), dari mukasurat 309 hingga 315.

[2] Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka, ayat 42 hingga 44.

No comments:

Post a Comment