Thursday 9 March 2023

ADA KELOMPOK YANG MENYERU KEPADA KEBENARAN DAN KEBAIKAN

Atas sifat kasih sayang kepada makhluk-Nya, Allah SWT mengujudkan satu kelompok yang tetap konsisten pada kebenaran dalam perkataan dan perbuatan. Mereka akan senantiasa menunjukkan manusia dan mengajak mereka pada kebenaran, mengaplikasikan kebenaran dalam keseharian, menghukum dengan adil tanpa berpihak dan aniaya. Itulah umat Muhammad saw. sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadits, di antaranya berikut ini.

Pertama, hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhan (Bukhari dan Muslim) dalam kitab Shahih-nya. Dari Muawiyah bin Abi Suffan, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,

“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang konsisten di atas kebenaran, mereka tidak akan terganggu oleh siapa pun yangmengecewakan mereka atau yang kontra dengan mereka, sampai datangnya hari Kiamat nanti." (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan dengan redaksi,

"Sampai datangnya amar Allah (malcsudnya hari Kiamat) dan mereka tetap konsisten."

Kedua, apa yang disampaikan oleh Rabi' bin Anas dalam menafsirkan firman Allah SWT, (وَمِمَّنۡ خَلَقۡنَآ أُمَّةٞ يَهۡدُونَ بِٱلۡحَقِّ) Rasulullah saw. bersabda,

"Sesungguhnya di antara umatku ada sekelompok kaum yang tetap konsisten di atas kebenaran sampai turunnya lsa bin Maryam ketika ia turun nanti (di akhir zaman)".

Ketiga: hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu al-Mundzir dan Abu asy-Syekh Ibnu Hayyan dari Ibnu Juraij, ketika menafsirkan firman Allah SWT, (وَمِمَّنۡ خَلَقۡنَآ أُمَّةٞ يَهۡدُونَ بِٱلۡحَقِّ) ia berkata, "Nabi saw. menyampaikan pada kami,

"Itulah umatku yang menghukum dan memutuskan sesuatu dengan kebenaran, menerima dan memberi juga dengan kebenaran.”

Abd bin Humaid dan Ibnu al-Mundzir meriwayatkan dari Qatadah - dalam mengomentari ayat di atas - ia berkata, disampaikan kepada kami bahwa Nabi saw. bersabda ketika membaca ayat tersebut,

"Ayat ini untuk kalian, dan kaum tersebut (maksudnya kaum Nabi Musa) juga diberikan hal yang serupa,” (HR Abd bin Humaid dan Ibnu alMundzir).

"Dan di antara kaum Musa ada satu umat yang menunjuki dengan kebenaran dan menegakkan keadilan juga dengan kebenaran)." (al-A'raaf : 159).

Abu asy-Syekh Ibnu Hayyan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata,

"Umat ini akan tercerai berai kepada tujuh puluh tiga kelompok, semuanya berada di neraka kecuali satu kelompok saja, iaitu yang Allah sebutkan, "Dan di antara makhluk yang Kami ciptakan ada sekelompok umat yang menunjuki dengan kebenaran dan menegakkan juga dengan kebenaran." Inilah kelompok yang akan selamat dari umat ini." (HR Abu asy-Syeikh Ibnu Hayyan).

Inilah kelompok pertama dari umat Muhammad. Setelah itu Allah SWT menyebutkan kelompok kedua dengan firman-Nya, (وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا) Mereka adalah penduduk Mekah, akan Kami biarkan mereka dalam kesesatan, dan akan Kami tarik secara berangsur-angsur kepada adzab tanpa mereka sadari apa yang sedang direncanakan untuk mereka. Kemudian, Kami dekatkan mereka kepada sesuatu yang akan membinasakan mereka dengan cara memberi mereka nikmat, membuka pintu-pintu rezeki, dan memudahkan sarana-sarana kehidupan setiap kali mereka berbuat dosa atau kesalahan sehingga mereka akan semakin sombong, terjerumus dalam kerusakan, selalu dalam kesesatan, dan terbenam dalam kemaksiatan karena terbawa oleh berbagai nikmat dan kesenangan tersebut sebagaimana Allah SWT berfirman,

“Apakah mereka mengira bahwa kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya." (al-Mu'minuun: 55-56).

Allah SWT juga berfirman,

"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka; sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (al-An'aam:44-45).

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Musa,

"Sesungguhnya Allah memberi tempoh kepada orang zalim, hingga apabila Allah berkehendak untuk mengadzabnya ia tidak akan bisa lepas." (HR Bukhari dan Muslim).

Hal ini sudah terbukti pada kaum kafir Quraisy yang dikalahkan dalam Perang Badar, Khandaq, pembebasan kota Mekah, dan peperangan-peperangan lainnya, yang Allah SWT memenangkan Rasul-Nya.

Ketika harta benda Kisra dibawa ke hadapan Umar, ia berkata, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu menjadi seseorang yang sedang 'dijebak', karena aku mendengar Engkau berfirman, "Kami akan 'jebak' mereka dari jalan yang tidak mereka ketahui."

Allah akan beri tangguh dan perpanjang kesenangan yang mereka rasakan, sesungguhnya 'makar-Ku' atau rencana-Ku yang tersembunyi sangatlah hebat.

Sesungguhnya nikmat, kebaikan, dan rezeki bukanlah tanda kesalehan seseorang karena ia bisa saja bersifat istidraj (nikmat yang berujung pada petaka dan siksaan, pent) sebagaimana umpan untuk musuh agar ia sampai ke sebuah tempat lalu dihabisi di sana. Jadi, seorang yang zalim jika ia belum segera mendapat siksaan, ia akan tertipu dengan hal tersebut karena boleh jadi ia dibiarkan untuk diketahui kezaliman dan kedurhakaannya yang lain sebagaimana yang biasa dilakukan oleh badan keamanan saat ini dalam banyak kasus dengan memonitor gerakan orang-orang yang dicurigai, lalu orang yang zalim itu jatuh ke dalam tangan para haqim untuk dihukum di dunia atau ia mendapatkan berbagai petaka dan musibah, dan nantiAllah SWT akan menyiksanya dengan sangat berat di akhirat. Yang dimaksud dengan istidraj adalah menarik sedikit demi sedikit seseorang yang bersalah kepada hal-hal yang akan membinasakan dan melipatgandakan siksaan mereka.

Setelah Allah SWT mengancam orangorang yang berpaling dari ayat-ayat-Nya, Dia kembali menjawab kerancuan-kerancuan yang mereka lemparkan. Allah berfirman, (أَوَلَمۡ يَتَفَكَّرُواْۗ) artinya, apakah mereka yang mendustakan ayat-ayat Kami tidak berpikir bahwa Muhammad itu tidak gila. Mereka mengatakan bahwa ia seorang penyair yang gila padahal mereka mengetahui pribadinya sejak ia kecil. Mereka mengetahui hakikat dakwah yang dibawa olehnya dan bukti-bukti kerasulannya. Ia benar-benar seorang utusan Allah yang dan menyeru kepada kebenaran.

Digunaka kata, (بِصَاحِبِهِم) untuk mengingatkan bahwa mereka sangat mengenal kehidupan Muhammad secara detail sejak mulai kanak-kanak, pemuda, dan dewasa setelah menjadi seorang Nabi. Jika mereka mau berpikir dan merenungi pribadi Muhammad dengan melepaskan diri dari fanatisme jahiliyyah dan hawa nafsu tentu, mereka akan mengetahui dan menyadari kebenaran.

Kesimpulan

Pada umat mana pun di dunia ini, Allah akan ujudkan satu kelompok yang tugas mereka ialah menegakkan kebenaran dan mengamalkan kebenaran dalam hidup mereka.

Mereka juga menyeru kepada masyarakat sekitarnya untuk sama-sama menegakkan kebenaran dan mengamalkannya.

Sangat malang apabila umat yang diseru kepada kebaikan dan kebenaran tidak menyahut seruan tersebut dan tetap berada dalam kemaksiatan kepada Allah SWT.

Semoga kita diberikan kesedaran yang sepenuhnya untuk mengetahui yang benar dan mengikut kebenaran selama-lamanya selagi masih hidup.

Dr. Ismail Abdullah, Teras Jernang, 9 Mac 2023.